Donald Trump Kembali Kerahkan Ribuan Pasukan AS ke Afghanistan
Editor: | Selasa, 22-08-2017 - 23:15:12 WIB
|
Presiden AS Donald Trump berencana menambah pasukan ke Afghanistan (Foto: AFP).
|
WASHINGTON, RIAUKontraS.com - Presiden Donald Trump membuka celah bagi peningkatan pasukan di Afghanistan. Ia mengumumkan rencana itu dalam sebuah pidato televisi yang disiarkan langsung di negeri Paman Sam.
Presiden Amerika Serikat (AS) berharap sekutu NATO --termasuk Inggris-- mengikuti jejaknya.
Berbicara di Fort Myer, dekat Washington DC, dia berkata: "Kami akan meminta sekutu NATO dan mitra global mendukung strategi baru kami dengan tambahan pasukan dan dana meningkat sesuai dengan kehendak sendiri -- kami yakin mereka akan melakukannya."
Trump, yang sudah lama menjadi pengkritik perang terpanjang di Amerika, mengaku ingin menarik diri dari penyelesaian konflik Afghanistan.
"Naluri saya yang asli tertarik keluar," katanya seperti disitir Mirror, Selasa 22 Agustus 2017.
Tapi dia mengklaim telah memeriksa sejumlah bukti sejak menjadi Presiden. Jelasnya bahwa penarikan mendadak akan menghasilkan hal yang dapat diprediksi dan tidak dapat diterima bagi keamanan Amerika.
Dia tampak mendukung rencana Pentagon untuk menyokong pemerintah Afghanistan. Mengakhiri jalan buntu dengan Taliban melalui pengiriman lebih banyak pasukan sesudah hampir 16 tahun pertempuran. Namun menolak untuk membahas angka pastinya.
Trump juga memperingatkan Pakistan bahwa AS takkan lagi mentolerir negara tersebut sebagai "tempat yang aman bagi teroris".
Dia mengisyaratkan permintaan kepada India agar memberi tekanan lebih besar pada negara tetangga mereka. Jumlah pasukan AS saat ini berkisar 8.400 personel. Menandai kebalikan dari Presiden yang sebelumnya skeptis terhadap peperangan Amerika di Afghanistan.
Trump mengumumkan sebuah tinjauan strategis dengan cepat begitu menjabat pada Januari. Secara pribadi dia mempertanyakan apakah mengirim lebih banyak tentara cukup bijak, kata perwira AS.
"Kita tidak menang," katanya kepada jajaran penasihat dalam sebuah pertemuan pada Juli. Seraya menyoal apakah Jenderal Angkatan Darat AS John Nicholson, yang memimpin pasukan AS dan internasional di Afghanistan, harus dipecat, kata seorang pejabat.
Namun Menteri Pertahanan Jim Mattis berpendapat kehadiran militer AS diperlukan demi melindungi ancaman terus-menerus dari militan Islamis. Awal tahun ini, Trump memberi Mattis wewenang buat mengatur level pasukan di Afghanistan.
Sebuah koalisi pimpinan AS menyerang Afghanistan dan menggulingkan pemerintah Taliban, yang melindungi militan Al Qaeda yang semula merencanakan serangan 11 September.
Namun pasukan AS masih tertahan di sana melampaui masa kepresidenan Bush, Barack Obama, dan sekarang Trump. Sekitar 2.400 pasukan AS sudah tewas di Afghanistan sejak invasi.***
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :