MODEL MAJALAH DEWASA
Novi Amelia Diduga Depresi Berat, di Amankan ke Panti Sosial
Editor: | Sabtu, 10-12-2016 - 08:20:31 WIB
JAKARTA, RiauKontras.Com - Model majalah dewasa, Novi Amalia kembali berulah. Tanpa sebab jelas, wanita itu teriak-teriak di wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Kondisi ini sontak membuat dia terpaksa diamankan dan dibawa ke panti sosial. Diduga dia tengah mengalami depresi berat.
Novi Amalia bukan sekali terjadi. Pada tahun 2012 silam, wanita berusia 29 tahun itu juga melakukan hal serupa. Bahkan lebih parah, sambil membawa mobil hingga timbul korban. Kala itu kondisi depresi dialami Novi juga dipengaruhi narkoba.
Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta menyebut, kondisi dialami Novi Amalia bakal sulit disembuhkan. Apalagi tidak ada dukungan medis maupun orang terdekat dalam lingkungannya
"Ini sulit sembuh. Menyembuhkan diri sendiri susah. Harus dukungan profesional, seperti dokter dan psikolog. Selain itu, lingkungan terdekat. Dukungan lingkungan sosial ini harus dibangun. Ketika sudah masa turun depresinya, lingkungan harus bisa terima," kata Shinta, sapaan akrabnya, kepada wartawan, Sabtu (12/10).
Dalam kasus Novi Amalia, Shinta menyebut harus diketahui rekam medisnya terlebih dahulu. Sehingga nantinya bisa ditentukan langkah diambil untuk proses penyembuhan.
Misal dari segi medis, tentu langkah awalnya dengan pemberian obat untuk menurunkan tensinya. Sedangkan psikologis, perlu diketahui apa masalah dari seseorang tersebut sehingga menyebabkan marah dan penuh tekanan.
Shinta mencurigai adanya indikasi pemakaian obat terlarang dilakukan Novi. Dia menjelaskan, dalam medis pemakaian obat terlarang memang diperlukan. Namun, pemakaian itu tentu sesuai dosis diperlukan.
"Kalau dia pakai sabu, itu lama-lama kan menstimulasi otaknya. Jadi efeknya bisa lebih jadi sensitif malah," ungkapnya.
Untuk itu, lanjut dia, perlu diketahui apakah setelah bebas penjara telah menjalani rehabilitasi. Sebab, wanita itu telah terindikasi pemakaian obat terlarang.
"Apakah ikut rehab? Apakah ada keluarga yang mendukungnya? Kasus ini kan diketahui media karena baru ditangkap, sebelum-sebelumnya bagaimana. Mungkin saja tidak ada rehabilitasi lagi, tidak ada penangan ketat, sehingga sering kambuh," ujarnya.
Sementara itu, Suhardi, ayahanda Novi, seolah tidak heran dengan tingkah laku anaknya kerap berteriak-teriak hingga membuat heboh orang-orang sekitar. Novi, diakuinya, sudah mengalami depresi cukup lama.
"Dia memang suka begitu (teriak-teriak sendiri). Memang anaknya sudah depresi sejak lama," ungkap Suhardi saat berbincang dengan wartawa, Jumat kemarin.
Novi sudah dilanda depresi, sejak mengadu nasib di Jakarta. "Ya semenjak suka ke Jakarta itu dia suka depresi. Kalau di sini (kampung) dia enggak suka begitu kok. Biasa-biasa saja," tuturnya.
Seiring dengan hal itu, Suhardi mengakui sempat ragu memberi izin kepada bungsu enam bersaudara itu untuk ke Jakarta. Namun, karena dikenal keras dan sulit dilarang, Novi akhirnya berangkat sendiri ke Jakarta.
Sebelum ke Jakarta, sudah enam bulan Novi menetap di kampung halamannya, Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Namun, Novi tidak mempunyai pekerjaan tetap saat itu. "Iya dia pamit ke Jakarta 3 bulan lalu. Bilangnya ada kerjaan," terangnya.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :