Menurutnya "Referendum Aceh bukan untuk melawan Negara, bahkan untuk mempertegas kewibawaan pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh pasca penandatanganan MOU Helsinki 2005, terhadap target pencapaian Aceh selama 14 tahun Damai Aceh" Kata Rafli yang juga mantan duta perdamaian di era desentralisasi Cessation of Hostilities Agreement  (COHA).

Dikatakan nya, "Ketulusan Cinta Rakyat Aceh untuk memperpanjang saf jamaah dalam Indonesia, sudah menjadi ikrar yang membatin yang ditanamkan oleh para indatu masyarakat Aceh.

"Kita kita sebagai saksi konflik Aceh, paham betul bahwa pertikaian itu sangat menyakitkan. Mari kita bersepakat menggenggam kuat perdamaian ini. Semua lagu saya berisi ajakan tentang membangun kebersamaan, saling hormat menghargai antar sesama, menjaga alam dan lingkungan, menghidupkan kearifan lokal, serta semangat kreativitas dan produktifitas, 'terang Rafli.

"Sebagai pejabat publik yang di delegasi Rakyat Aceh, Saya mau ikut dalam perbincangan berkualitas demi meningkatkan harkat martabat kemanusiaan kita di Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya. Saya tidak mau isu Referendum berujung konyol ataupun menjadi pertumpahan darah" , tutup Rafli kande, anggota DPD RI terpilih asal Aceh untuk periode 2014 - 2019, dan terpilih sebagai anggota DPRRI periode 2019 - 2024.(Muhammad Abubakar).