www.riaukontras.com
| Istimewa di Bulan Ramadhan, Bupati Kasmarni Khatam Al-Quran Bersama Para Santri Penghafal Quran | | Cegah Peredaran Barang Ilegal di Meranti, Bea dan Cukai Bengkalis Musnahkan 19800 Kg BB Mangga | | Berbagi Kepada Sesama, Alumni 2000 SMA Negeri 3 Bengkalis Gelar Takjil Gratis | | Dugaan Korupsi Pembangunan Jembatan Air Hitam, Genak Desak Kejati Segera Periksa Kadis PUTR | | Perbaikan Jalan Sudah Dikerjakan, Warga Ucapkan Terimakasih kepada Bupati Bengkalis dan Dinas PUPR | | Tokoh Masyarakat Bantan Gandeng Ditintelkam Polda Riau Berantas Peredaran Narkoba
Follow:     Serikat Perusahaan Pers
Kamis, 28 Maret 2024
 
Jakarta
Surat-Surat Rahasia Tan Malaka Mulai Dibuka
Editor: Muhammad Abubakar | Senin, 19-11-2018 - 07:45:24 WIB


TERKAIT:
   
 

JAKARTA, RIAUKontraS.com - Sejarahwan Belanda Dr. Harry Foeze membeberkan tentang surat-surat pribadi Tan Malaka kepada seorang teman sekolah di Harlem, Belanda. Surat-surat itu menjadi bahan studi dalam sejarah kehidupan Tan Malaka selama pelariannya sebagai pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Harry Foeze tergelitik untuk membeberkan surat-surat Tan Malaka itu ketika dia diundang dalam pameran surat-surat para pendiri bangsa. Dalam pameran itu dipamerkan surat dan tanda tangan para tokoh pemimpin bangsa. 

“Kalau lihat surat itu dekat denganng orang yang menulis daripada surat yang diketik dengan mesin ketik oleh penulis. Saya membawa surat yang ditulis tangan oleh Tan Malaka kepada temannya Dick van Lheinkar teman sekolah di Harlem,” kata Dr. Harry Foeze dalam sebuah diskusi di Padepokan Bambù Kuning Beji Depok, Sabtu, (18/11 2018).

Hadir dalam acara diskusi tersebut diantaranya, prof DR Zulhasril Nasir (Ketua Dewan Pakar TMI), Zulfikar (Keponakan Tan Malaka), DR (fisika) Hadijoyo Nitimihardjo (mantan Ketua Umum Partai Murba), Khatibul Umam Wiranu (moderator), Direktur Eksekutif Tan Malaka Institute (TMI), Ben Ibrahim Tanur (Ketua Dewan pendiri TMI) serta sejumlah aktivis politik.

Dick van Lheinkar adalah salah seorang teman dekat Tan Malaka yang seluruhnya berteman dengan 24 orang mahasiswa Harlem. Kesemuanya berhubungan akrab selama menempuh pendidikan di Harlem. Salah satu teman yang paling dekat adalah  Dick van Rheinkar, kedu anya  menjadi teman akrab.

“Setelah lulus Tan Malaka masih bersahabat dengan Dick dan saling mgirim surat. Surat-surat itu berisi tentang pengalaman studi di Belanda, tentang ijazasahnya. Dan surat itu berisi tentang kegiatan-kegiatan Tan Malaka setelah kembali ke Indonesia dari Belanda,” jelas Dr. Foeze.

Dalam surat-surat itu dalam dilihat perubahan mendasar dari pemikiran Tan Malaka dari seorang yang netral dalam politik, kemudian tumbuh keinsyafan dalam dirinya setelah melihat penderitaan rakyat Indonesia setelah dia menjadi guru. 

Tan Malaka kemudian tidak lagi mau bekerja sebagai guru kontrak diperkebunan, kemudian dia memutuskan berangkat ke Jawa untuk ikut dalam pergerakan politik kemudian mendirikan Sekolah  untuk anak-anak proletaris, dan kemudia menjadi Ketua PKI karena para pemimpinnya sudah dibuang. Tahun 1922 di buang oleh pemerintah kolonial.  Dia bekerja di bawah tanah untuk menggulingkan imperialisme Barat di Asia Tenggara.

“Setelah pulang ke Indonesia, tumbuh keinsyafan dalam dirinya, dalam surat itu dapat dilihat bahwa Tan Malaka tanpa malaka seorang netral dalam politik, kemudian berubah sikap setelah melihat langsung penderitaan rakyat Indonesia,” katanya.

Dr. Foeze seperti merasakan mimpi menjadi kenyataan, ketika pada suata waktu dia berkunjung ke rumah Dick di Rotherdam sebagai bagai dari kerja untuk penelitian, dia mendapatkan penjelasan dari teman itu bahwa dirinya masih menyimpan surat-surat pribadi Tan Malaka yang ditujukan kepadanya. 

“Ini mimpi yang menjadi bener,” katanya setelah mendengar dari Dick soal surat Tan Malaka itu.

Menurut penjelesanan Prof Foeze, dari  tangan Dick dirinya mendapatkan  ada 27 surat ditulis tangan Tan Malaka yang disimpan oleh Dick Rheinhard.  Bahan-bahan surat itu kemudian menjadi data sangat penting dalam penyusunan disertasi yang kemudian menjadi buku berjudul Pergulatan Pemikiran.

Dick saat ketemu Dr. Foeze, menjelaskan kalau dirinya telah menyimpan surat-surat Tan Malaka itu selama  50 tahun. Surat-surat itu disinmpan oleh Dick van Lheinkard di dalam sebuah peti di rumahnya di Rhoterdam. 

“Surat itu ada 27 surat Tan Malaka yang disimpan oleh Dick van Rheinkar. Surat-surat itu kemudian diserahkan kepada saya oleh Dick Rheinkar sebagai hadiah saya lulus ujian  disertasi,” kata Prof. Foeze.

Dick menyerahkan surat-surat itu kepada Foeze karena dia khawatir kalau surat-surat itu tidak dapat diselamatkan sepeninggal dirinya. Karena dia khawatirkan anaknya akan menyia-menyiakan surat bersejarah itu. Surat-surat itu diserahkan kepada saya, karena Dick khawatir kalkau dirinya nanti meninggal.

“Waktu ujian itu ada resepsi, waktu itu juga Dick dia bilang ini haadiah untuk Harry Foeze. Kalau saya meninggal anak-anak saya akan membuang surat-surat saya.  Karena itu surat-surat diserahkan kepada saya. Ada 27 surat, saya simpan surat itu dengan teliti dan sudah hampir 40 tahun, sudah diatur surat itu dikirim ke satu lembag. Ini sejarah surat-surat Tan Malaka,” kata Dr. Foeze.

"Dr. Foeze kemudian menyimpan surat-surat bersejarah itu secara rapi. Kemudian saya serahkan ke sebuah lembaga,” katanya.

Menurut Dr. Foeze, dalaam surat-surat itu dilaporkan tentang kemajuan-kemajuan aksinya. Karena ia menjadi buruan dari Inggris, Belanda, Amerika, Jepang, China. Dia menemukan fakta-fakta baru yang belum dijelaskan dalam buku yang sudaha terbit yaitu “Pergulatan Pemikiran Tan Malaka”, sehingga ia mengaku perlu ada direvisi terhadap buku tersebut. 

Dia menyatakan akan menulis buku baru sebagai revisi terhadap buku “Pergulatan Pemikiran Tan Malaka". 

"Kemudian saya ingin menerbitkan semua tulisan-tulisan Tan  Malaka. Oleh karena itu kemudian banyak kegiatan,” katanya.

Para peserta diskusi tentu saja sangat penasaran dengan data-data baru yang ditemukan Harry Foeze. Salah satunya  adalah tentang sikap Tan Malak terhadap hubungan Moscow dam Komintern terhadap gerakan Islam di Indonesia yang direfresentasikan dalam Syarikat Islam sebagai bagian dari gerakan PanIslamisme. 

“Ini sensiif, menurut saya Tan Malak seorang Muslim tetapi tidak fanatik, menurut saya Tan Malaka seorang Isalam Abangan,” katanya.

Menurut Harry Foeze, Tan Malaka dengan latar balakang kelahiran Minangkabau yang muslimnya sangat taat. Olleh karena Tan Malaka berlatar belakang Minangkabau ia berpendapat bahwa Islam harus menjadi alat reformasi bagl negara.  

Karena Tan Malaka sangat percaya dengan pembaharuan Islam, oleh karena itu dia  kerjasama dengan Syarikat Islam sebagai refresentasi dari Panislamisme.

Harry Foeze menyimpulkan sikap Tan Malaka itu setelah dirinya melakukan penelitian di Moscow di waktu pemerintahan Gorbacev berkuasa. Ia menemukan surat-surat Tan Malaka kepada Moscow dan Direktorat Komintern Asia Ternggara bukan ditujukan kepada Lenin atau Stalin.

“Tan Malaka seorang yang 50 persen Islam dan 50 persen Matxis, jadi Tan Malaka tidak 100 persen Maraxis juga tidak 100 persen Islam.” Katanya.  Apakah dengan demikian Tan Malaka seorang Filsof Muslim, Harry Foeze menjelaskan, Tan Malaka seorang filosof.  

“Karya Madilog itu adalah karya seorang filosof yang penting yaitu bagaimana menerapkan Marxisme dalam masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Tema lain dalam surat-surat Tan Malaka adalah pengembaraannya di Asia Tenggara. Sementara koran-koran termasuk koran Belanda tidak pernah memberitakan tentangan kegiatan-kegiatan Tan Malaka di Asia Tengara. 

“Dalam surat-surat itu ada tanggal, ada tempat dan tahun yang dalam berita-berita koran waktu itu tidak ada,” jelasnya.

Pengembaraan Tan Malaka yang ditulis dalam surat-surat rahasiahnya itu menurut Harry Fooze belum dieksplor dalam buku-bukunya. Oleh karena itu dia menyatakan bahan itu akan menjadi buku n baru yang akan dia tulis sebarai revisi terhadap disetasinya. Namun Harry Foeze belum menemukan fakta dan data tentang kegiatan  Tan Malaka di Timur Tengah dan Palestina. 

“Itu hanya dongeng,” tandasnya.

Sikap Tan Malaka terhadap Moscow dan Komintern kemudian semakin kritis, karena dia memandang bahwa Komintern dan Moscow tidak memperhatikan kepentingan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu lah kemudian Tan Malaka mendirikan Partai Republik sebagai kritik terhadap PKI, Moscow dan Komingtern. 

"Hanya  sesudah tahun 1945 Tan Malaka dicap sebagai Trotkis, sehingga Tan Malaka sesungguhnya bukan seorang PKI," pungkasnya.(***)

Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


 
Berita Lainnya :
  • Surat-Surat Rahasia Tan Malaka Mulai Dibuka
  •  
    Komentar Anda :

     
    TERPOPULER
    1 Bansos Covid-19 Kota Pekanbaru Diduga di Korupsi Hingga 3 Miliar Satu Kali Penyaluran
    2 "MEMORI" Dari Sisilah Marga Gea
    3 Diberitakan Tentang Dugaan VC Sex, Oknum PNS MW di Nias Mencoba Intimidasi dan Melaporkan Wartawan
    4 Diduga Karena Pemasangan Selang NGT, Pasien RSUD Langsa Meninggal
    5 Penundaan Pembayaran Disetujui BCA Finance dinilai Merugikan Masyarakat, Terapkan Bunga 18/23% Lebih
    6 Kembali Diamanahkan sebagai Pj Walikota Pekanbaru, ini Program Prioritas yang Sukses Dijalankan
    7 Arta melia: Jika Ada Pungutan Biaya Untuk Calon BPD laporkan ke pihak berwajib
    8 ABG Tewas Dikamar Hotel di Bengkalis, Pelaku "SAN" Dijerat Pasal Berlapis
    9 Menelisik Geliat Prostitusi Online Kota Duri, Antara Sindikat Prostitusi dan Penipuan
    10 Kasmarni Terima Gratifikasi Rp 23,6 Miliar di Kasus Dugaan Korupsi Bupati Bengkalis Non Aktif
     
    Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman | SOP Perlindungan Wartawan | Kode Perilaku Perusahan Pers | Visi-Misi | Tentang Kami | Info Iklan
    © 2015-2022 PT. RIAUKONTRAS PERS, All Rights Reserved