www.riaukontras.com
| Sidak Rokok Ilegal di Jalan Antara, Bea Cukai Bengkalis Tak Menghargai Wartawan | | Pleno Perolehan Suara Partai dan Kursi DPRD, Gerindra Bengkalis Gugat KPU Ke PTUN Pekanbaru | | JAM-Intelijen: Intelijen Kejaksaan Fungsi Penegakan Hukum Penanganan Perkara Koneksitas | | Kejari Kuansing Tahan Eks Bupati Sukarmis di Lapas Kelas II Teluk Kuantan | | Tim Penyidik Kejati Bali Lakukan Tangkap Tangan Bendesa Adat Terkait Pemerasan Investasi | | Dana Seleksi POPDA 2024 Nihil, Emos Gea: Jangan Main-main
Follow:     Serikat Perusahaan Pers
Minggu, 5 Mei 2024
 
Pembicara Public Berlisensi BNSP, Wahyudi El Panggabean: Berpegang Teguh KEJ
Editor: Indra | Selasa, 21-11-2023 - 14:16:10 WIB

TERKAIT:
   
 

Pekanbaru, RIAUkontras.com - Drs. Wahyudi El Panggabean, MH narasumber utama pelatihan jurnalistik yang digelar secara hybrid memberikan materi terkait Kode Etik Jurnalistik sekaligus strategi jitu menembus narasumber di hadapan peserta dari 17 provinsi yang ada di Indonesia.


Peserta pelatihan jurnalistik dari 17 provinsi tersebut diantaranya, 1) Provinsi Jambi, 2) Sulawesi Tenggara, 3) Sumatera Barat, 4) Sumatera Utara
5) Papua Barat, 6) Kalimantan Barat, 7) Sulawesi Utara, 8) Sulawesi Selatan, 9) Jawa Timur, 10) Jawa Tengah, 11) Jawa Barat, 12) Nangroe Aceh Darussalam, 13) Lampung, 14) DKI Jakarta, 15) Maluku Utara, 16) Bali dan 17) Provinsi Riau.


Pembicara public berlisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) itu dalam paparannya menyebutkan, ada syarat khusus yang harus dipenuhi jika ingin mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal dari profesi wartawan.


"Masukilah profesi ini atas panggilan hati," sebutnya di hadapan para peserta pelatihan yang langsung disiarkan dari kantor PJC Pekanbaru, Sabtu (18/11/23) siang kemarin.


Pada hakikatnya kata Wahyudi, seorang wartawan berarti pemburu informasi.


"Seorang pemburu berarti dengan sepucuk senjata di genggaman dan pemburu sejati adalah pemburu yang berani dan jujur," papar suami Advokat Asmanidar, SH itu.


Keberanian dan kejujuran wartawan kata penulis buku 'Untukmu yang Ingin Menjadi Wartawan Sukses' itu harus berada pada lingkup aturan yang membatasinya.


"Keberanian dan kejujurannya itu harus tercermin dalam sikapnya yang santun, berniat baik, adil dan profesional. Tidak mentang-mentang diberi wewenang melakukan perburuan informasi lantas, seenaknya 'menembaki' buruan," katanya.


Senjata di tangan sebut Hakim Ethik Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia Pekanbaru itu, berikut pelurunya belum cukup tanpa keahlian menggunakannya.


"Jangan sampai terjadi, senjata justru makan tuannya. Pemahaman dan penataan pada kode etik bagi wartawan merupakan hal mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. Kode etik begitu penting. Karena itu adalah pegangan dan batasan moral bagi wartawan dalam melakukan tugas-tugas jurnalistiknya," sebutnya.


Ayah dari tiga anak itu mengatakan, umumnya gangguan yang terjadi dalam tugas-tugas kewartawanan bersumber dari ketidakpahamannya terhadap kode etik jurnalistik.


"Sebab, tugas jurnalistik harus dikawal oleh kode etik jurnalistik. Tanpa itu wartawan akan kehilangan kendali dan gagal dalam menjalankan tugasnya," katanya.


Di hadapan puluhan peserta pelatihan jurnalistik, Pemimpin Redaksi media on-line forumkerakyatan.com itu berpesan, agar memegang teguh KEJ dalam menjalankan profesi sebagai pemburu berita.


"Wartawan harus punya nyali. Bekerja dengan sepenuh hati. Berani seperti singa. Walaupun ada gajah yang lebih besar dan kuat. Ada kancil yang lebih cerdik. Tapi singa, tetap menjadi raja hutan. Karena, keberaniannya,” paparnya di hadapan puluhan peserta
yang terdiri dari redaktur, pemimpin redaksi, owner media serta sejumlah peserta di luar profesi wartawan turut serta mengikuti pelatihan tersebut.


Trainer berlisensi BNSP itu memberikan strategi jitu agar mampu menembus narasumber.


Wartawan harus berpakaian rapi saat menjalankan tugas jurnalistik. Karena hal itu bisa memengaruhi reaksi narasumber.


"Hampir bisa dipastikan jika anda berpakaian rapi dan bersih kalau perlu pakai parfum akan mendapat sambutan hangat dari narasumber. Kemudian bicaralah dengan lembut dan santun. Rasanya, jarang orang yang tidak peka dan senang dengan kelembutan. Bagi wartawan berbicara lembut dan santun adalah keharusan," paparnya.


Hal utama yang perlu dipahami kata lulusan Magister Hukum Universitas Islam Riau itu, harus berpenampilan prima dan lebih dulu bersikap lemah lembut serta berbicara santun.


"Inilah strategi jitu 'menembus' narasumber," pungkasnya.**


Sumber : PJC


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


 
Berita Lainnya :
  • Pembicara Public Berlisensi BNSP, Wahyudi El Panggabean: Berpegang Teguh KEJ
  •  
    Komentar Anda :

     
    TERPOPULER
    1 Bansos Covid-19 Kota Pekanbaru Diduga di Korupsi Hingga 3 Miliar Satu Kali Penyaluran
    2 "MEMORI" Dari Sisilah Marga Gea
    3 Diberitakan Tentang Dugaan VC Sex, Oknum PNS MW di Nias Mencoba Intimidasi dan Melaporkan Wartawan
    4 Diduga Karena Pemasangan Selang NGT, Pasien RSUD Langsa Meninggal
    5 Penundaan Pembayaran Disetujui BCA Finance dinilai Merugikan Masyarakat, Terapkan Bunga 18/23% Lebih
    6 Kembali Diamanahkan sebagai Pj Walikota Pekanbaru, ini Program Prioritas yang Sukses Dijalankan
    7 Arta melia: Jika Ada Pungutan Biaya Untuk Calon BPD laporkan ke pihak berwajib
    8 ABG Tewas Dikamar Hotel di Bengkalis, Pelaku "SAN" Dijerat Pasal Berlapis
    9 Menelisik Geliat Prostitusi Online Kota Duri, Antara Sindikat Prostitusi dan Penipuan
    10 Kasmarni Terima Gratifikasi Rp 23,6 Miliar di Kasus Dugaan Korupsi Bupati Bengkalis Non Aktif
     
    Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman | SOP Perlindungan Wartawan | Kode Perilaku Perusahan Pers | Visi-Misi | Tentang Kami | Info Iklan
    © 2015-2022 PT. RIAUKONTRAS PERS, All Rights Reserved