Melirik Kelompok Tani Sungai Manau Berkarya Bersama Kita Maju
Editor: | Kamis, 11-11-2021 - 10:52:41 WIB
|
Ket. Foto kelompok sei manau
|
Kuansing, Riaukontras.com - Kelompok Tani Sungai Manau Berkarya yang dikomandoi Bapak Syukri, Sekretaris Jasri dan Bendahara Efrizal merupakan salah satu Kelompok Pelaksana RHL Swakelola di Hutan Lindung Bukit Betabuh Kuansing. Kelompok yang beranggotakan sekitar 25 orang ini berdomisili di Desa Sungai Manau dan anggotanya merupakan putra daerah atau penduduk asli tempatan. Adapun areal RHL yang dikerjakan oleh kelompok tani ini berjarak sekitar 3 Km dari Lubuk Jambi pusat kota Kecamatan Kuantan Mudik.
Dalam kesempatan ini pihak Riaukontras.com-Kuansing kelompok yaitu bendahara kelompok yang didampingi oleh sekretaris kelompok. Para pengurus kelompok tani Sungai Manau ini menyatakan bahwa memang betul mereka tergabung dalam kelompok pelaksana RHL Swakelola binaan KPH Singingi dan menjadi mitra kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Indragiri Rokan sejak Tahun 2019.
Pekerjaan RHL yang dilaksanakan oleh kelompok merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang difasilitasi oleh BPDASHL Indragiri Rokan, dalam rangka memperkaya tanaman di Hutan Lindung yang berada di wilayah Kabupaten Kuansing. Persiapan areal dan bahan kerja serta bibit sudah dimulai sejak April 2019, sedangkan penanaman dimulai pada bulan September Tahun 2019 saat musim hujan tiba.
Bibit pohon yang ditanam dalam Program RHL secara swakelola di Sungai Manau ini antara lain Jernang, Jengkol, Petai, Gaharu, Karet, dan Kopi. Pada periode penanaman Tahun 2019 telah berhasil ditanam sebanyak total 400 batang tanaman pokok per hektar dan 100 batang tanaman sela (kopi) per hektar. Tujuan pemilihan jenis ini oleh kelompok selain untuk memperkaya, menghijaukan dan mengasrikan tanaman hutan lindung juga dapat memberikan income untuk para anggota kelompok tani serta warga di sekitar kawasan hutan apabila sudah menghasilkan nanti. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, semuanya merosot dari segi pembiayaan keluarga kita, namun cukup terbantu dengan adanya pekerjaan RHL, ungkap Efrizal Bendahara Kelompok Sungai Manau Berkarya.
Lebih lanjut, ketua kelompok melalui bendahara kelompok Efrizal memaparkan kepada awak media siaga online com, rincian bibit yang ditanam pada Tahun 2019 di lokasi areal hutan lindung seluas 100 Ha terdiri dari:
1) Jengkol 5.500 batang.
2) Petai 22.000 batang.
3) Jernang 5.500 batang
4) Karet 5.500 batang
5) Kopi 8.000 batang
6) Gaharu 5.500 batang
Dalam hal ini pembiayaan untuk penyiapan bibit, pembersihan jalur, pemasangan ajir, penanaman, penyiangan, pemupukan serta penyulaman, total biaya sebesar 5 juta rupiah perhektarnya. Seluruh biaya dibayarkan oleh pihak BPDASHL Indragiri Rokan melalui rekening kelompok, papar bendahara kelompok tani Sungai Manau Berkarya.
Hal-hal yang menjadi kendala dalam penanaman adalah serangan hama Babi, Napu, Rusa, Kancil, Kijang, Landak, Beruk/Kera yang sangat suka memakan pucuk tanaman ataupun mengerat batang tanaman. Ada juga tanaman yang mati karena tertimpa pohon akibat ilegal logging dan dompeng yang sampai saat ini masih bekerja, imbuh Bendahara Kelompok Tani Sungai Manau Berkarya.
Sekretaris Kelompok Sungai Manau Berkarya, Jasri menambahkan kendala lainnya yang dihadapi adalah cuaca. Apabila hari hujan maka anak sungai Batang Antam akan naik, minimal airnya kurang lebih 1 meter, akses menuju ke kawasan menjadi licin sekali dan menghambat dalam pelaksanaan pekerjaan di lokasi. Kami tidak bisa ke lokasi dan harus menunggu air surut, papar Jasri sekretaris kelompok tani.
Pada tahun 2020, kelompok kembali bermitra dengan BPDASHL Indragiri Rokan untuk melakukan pemeliharaan tahun ke-1 (P1). Kegiatan yang dilakukan meliputi penyulaman atau penanaman Kembali bibit yang mati di lapangan, penyiangan dan pendangiran, serta pemupukan. Penyulaman dilakukan dengan menanam bibit sebanyak lebih kurang 8.000 batang atau 20% dari jumlah tanaman pokok semula. Kendala atau hambatan yang dihadapi masih tetap sama.
Selanjutnya, pada Tahun 2021 dilakukan pemeliharaan tahun ke-2 (P2), dengan kegiatan hampir sama dengan kegiatan P1. Hanya saja bibit sulaman hanya sekitar 10% saja atau 4.000 batang. Namun kelompok berupaya untuk terus menambah jumlah tanaman, karena menurut konsultan pengawas dan penilai prosentase hidup tanaman masih kurang dari 75% dan perlu ditingkatkan untuk memenuhi harapan kelompok tani dan pihak BPDASHL. Untuk itu kelompok mengupayakan penyulaman secara maksimal dan menambah lagi jumlah bibit sulaman agar target dapat tercapai. Penyulaman terus dilakukan oleh anggota kelompok kerja, mengingat pada saat ini musim hujan sehingga mempermudah tanaman itu untuk tumbuh subur.
Kelompok Sungai Manau Berkarya merasa senang sekali dikunjungi oleh awak media karena inilah salah satu cara untuk membuktikan bahwa kelompok kami benar-benar melakukan giat nyata dalam rangka menghijaukan dan melestarikan kawasan hutan lindung yang berada di wilayah desa kami, lanjut Efrizal.
Harapan kami dari Kelompok Tani Sungai Manau Berkarya kepada pemerintah adalah setelah habisnya kontrak swakelola RHL ini, tolonglah kami diberikan hak dan kewenangan untuk memelihara serta untuk mengawasi tanaman yang sudah kami tanam dan pelihara pada hutan lindung di wilayah desa kami ini, pungkas Efrizal Bendahara kelompok tani sungai Manau Berkarya
Reporter: RHM
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :