TELUK KUANTAN RIAUKONTRAS.COM - Kabupaten Kuantan Singingi Merupakan Kabupaten Yang berdiri semenjak 12 Oktober 1999 yang lalu, dimana saat ini genap usia Daerah yang dijuluki kota jalur tersebut 21 tahun pada 12 Oktober tahun ini.
Sebagaimana Kabupaten Kuantan Singingi terletak pada posisi 0º00'-1º00' Lintang Selatan dan 101º02'-101º55' Bujur Timur dengan luas wilayah 7.656,03 km² dengan ketinggian berkisar 25-30 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Kuantan Singingi merupakan sebuah Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Secara administrasi Kabupaten Kuantan Singingi dibagi 15 kecamatan, 11 kelurahan dan 218 desa.
Pada tahun 2017, Kota teluk kuantan mendapatkan anugerah Adipura penyambet kota kecil tebersih saat kepemimpinan Mursini-Halim yang diserahkan pada 1 januari 2019 yang lalu di jakarta.
Ket: penghargaan Adipura
Plt kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Drs.Rustam Saat dikonfirmasi terkait kebersihan lingkungan di kota Teluk Kuantan oleh Riaukontras.com senin,(12/10/2020) menjelaskan, bahwa hingga saat ini kita untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, dari dinas DLH memiliki Pegawai Harian Lepas (PHL) sebanyak 259 orang pekerja.
"Untuk saat ini kita memiliki 259 PHL yang di bagi-bagi penempatan nya, data tenaga kebersihan sejumlah 194 orang, sementara khusus di taman jalur 65 pekerja setiap hari nya, dan untuk armada pengangkutan sampah kita memiliki 11 unit truk pengangkut sampah dengan kapasitas sampah 19 ton perhari nya," terang Rustam.
Plt.Kadis DLH Drs. Rustam
Dilanjutkan Rustam, sisanya dari tenaga pegawai harian lepas tersebut kita tempatkan untuk kebersihan jalan, rawat tanaman dan potong rumput, dan mereka bekerja setiap hari, Tutupnya
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Pertamanan dan Limbah Suryan Hendri,ST Menjelaskan dengan kapasitas sampah yang dihasilkan setiap harinya cukup besar yakni 19 ton perhari, dan masih menjadi kendala hingga saat ini, disebabkan tidak adanya tenaga profesional dalam pengolahan.
" tentunya saat ini ada yang menjadi kendala, seperti Bahan Berbahaya dan beracun atau B3, kendala nya tidak adanya tenaga profesional dan masyarakat pun belum bersedia memproduksi itu, padahal provinsi telah memberikan bantuan alat pemecah pembuatan kompos dan pencacah limbah botol-botol bekas di beberapa desa, " jelasnya
Ket:Petugas kebersihan DLH
Masih dijelaskan Hendri, untuk saat ini, sebelum sampah diangkut ke TPA, kita sudah memiliki TPA bayangan di beberapa kecamatan, mulai dari pangean hingga Cerenti, dan sebelum diangkut ke TPA sentajo raya sampah diletakan di situ dulu, Namun harapan kita, dengan adanya program B3 ini akan mengurangi jumlah sampah setiap harinya, Tuturnya.(Advetorial)
Penulis: Yendri saputra( Kuansing)