www.riaukontras.com
| Masyarakat: 6000 Bibit Sawit sudah Ditanam Lalu Dicabutnya, Apa Tidak Ada Pidananya? | | Siapkan SDM Berkualitas, Pemkab Siak Lanjutkan Program BeTunas | | Kajati Riau Ikuti Kunjungan Kerja Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung RI Secara Virtual | | Pengarahan Jaksa Agung RI Dalam Kunjungan Kerja di Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan | | Plh. Asisten Pembinaan Kejati Riau Ikuti Halo RB Mei 2024 Karocana Tiyas Widiarto Secara Virtual | | Jam-Pidmil Kejagung Sosialisasi Nota Kesepahaman Kejaksaan RI dan TNI
Follow:     Serikat Perusahaan Pers
Kamis, 9 Mei 2024
 
Jakarta
Darmizal: Reshuflle, Lonceng Kematian Menteri Minim Prestasi
Editor: Muhammad Abubakar | Kamis, 09-07-2020 - 11:39:56 WIB


TERKAIT:
   
 

JAKARTA, RIAUKontraS.com - Ketua umum Relawan Jokowi atau ReJO HM Darmizal MS menilai, sebagai presiden yang dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia pada masa dua periode kepemimpinannya, ada perubahan terhadap Joko Widodo.

Menurut Darmizal, pada periode pertama Jokowi lebih banyak action dalam bekerja. Bahkan, tanpa banyak bicara mantan Walikota Surakarta itu langsung pindah frekuensi melakukan reshuflle dengan mengganti menteri yang bekerja lemot dan minim prestasi. 

"Presiden Jokowi tidak segan-segan mengganti menteri yang tidak berkompeten dan tangkas dalam bekerja," kata Darmizal Kamis 9 Juli 2020.

Saat itu lanjut Darmizal, hasilnya terlihat nyata. Pembangunan dalam segala hal terlihat bergerak begitu cepat. Terutama sektor infrastruktur. Hal mana diakui oleh Datok Mahathir Mohammad, Perdana Menteri Malaysia, yang menyebut "untuk pertama kalinya kita tertinggal dari Indonesia dalam pembangunan".

"Namun pada periode kedua ini, Jokowi lebih lembut dan halus seperti orang Solo yang penuh toto kromo dan ewuh pakewuh. Presiden terlihat lebih ingin mengajak anak buahnya sebagai team work handal punya pandangan dan semangat yang sama, yaitu sense of crisis terhadap keadaan terkini dimasa pandemi Corona yang belum mereda," ungkap Darmizal. 

Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai, arahan presiden Jokowi atas hal yang sama secara berulang dalam waktu berdekatan, yakni tanggal 18 Juni diunggah 28 Juni dan pengarahan "ganti channel pada 7 Juli" adalah suatu pertanda kuat tidak jalannya arahan pertama. Sehingga Jolowi turun langsung berhadapan dengan pejabat eselon 1 kementerian yang punya dana besar.

"Pidato presiden Jokowi pada 18 Juni dan 7 Juli terasa sebagai lonceng kematian bagi para menteri yang lemot dan minim prestasi. Ungkapan presiden tersebut adalah sinyal kuat atau penegasan perlunya pembantu beliau menciptakan tradisi baru, yaitu mundur atau berhenti sebelum diberhentikan," tegas Darmizal.

Lebih lanjut dijelaskan Darmizal, seorang menteri sebagai orang yang mengerti dan pelaksana teknis harus lebih peka melihat bahasa tubuh presiden. Menteri, harus responsif tanpa perlu menunggu arahan apalagi perintah. 

"Presiden Jokowi telah menjalankan toto kromo 'ngewongke wong' atau memuliakan orang. Beliau tidak ingin terkesan grasa grusu untuk memecat menterinya dimasa sulit. Oleh karnanya, sudah semestinya menteri menjawab dengan bijak, budaya tahu diri atau tahu diuntung, yaitu berhenti menjadi beban presiden dan mundur," tambahnya.

Masih menurut Darmizal, mundur dari jabatan adalah sangat bijak.

"Akan jauh lebih terhormat daripada diberhentikan atau dipecat melalui reshuflle kabinet," ujar mantan Pimpinan Komisi Pengawas Partai Demokrat ini.

"Berikan kesempatan kepada presiden untuk memilih orang yang lebih kompeten, visioner dan punya terobosan-terobosan yang genuin, karena waktu yang semakin sempit," urainya.

"Rasanya kok sayang sekali dan ruginya bangsa kita ini. Ada orang yang tidak dikenal sebelum dan setelah diangkat menteri, dapat kehormatan menjadi pembantu Presiden. Namun tidak berprestasi dan berkinerja tidak sesuai harapan".

Ditambahkan Darmizal, mestinya arahan presiden yang berulang tersebut dijawab dengan kinerja atau menyerahkan kembali jabatannya. Hal itu, dilakukan agar presiden punya waktu lebih cepat untuk memilih orang yang lebih berkompeten kemudian berlari kencang sebagai pembuktian bahwa mereka punya sense of crisis dan sanggup bekerja dengan prestasi. 

"Saya sepakat dengan yang disampaikan pengamat politik dan hukum dari Univertas Nasional (Unas) Jakarta, Saiful Anam yang mengatakan bahwa tepat sekali reshufle adalah obat pahit yang manjur bagi Jokowi saat ini," pungkas pria berdarah Minang ini.

Penulis: Dwi

Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


 
Berita Lainnya :
  • Darmizal: Reshuflle, Lonceng Kematian Menteri Minim Prestasi
  •  
    Komentar Anda :

     
    TERPOPULER
    1 Bansos Covid-19 Kota Pekanbaru Diduga di Korupsi Hingga 3 Miliar Satu Kali Penyaluran
    2 "MEMORI" Dari Sisilah Marga Gea
    3 Diberitakan Tentang Dugaan VC Sex, Oknum PNS MW di Nias Mencoba Intimidasi dan Melaporkan Wartawan
    4 Diduga Karena Pemasangan Selang NGT, Pasien RSUD Langsa Meninggal
    5 Penundaan Pembayaran Disetujui BCA Finance dinilai Merugikan Masyarakat, Terapkan Bunga 18/23% Lebih
    6 Kembali Diamanahkan sebagai Pj Walikota Pekanbaru, ini Program Prioritas yang Sukses Dijalankan
    7 Arta melia: Jika Ada Pungutan Biaya Untuk Calon BPD laporkan ke pihak berwajib
    8 ABG Tewas Dikamar Hotel di Bengkalis, Pelaku "SAN" Dijerat Pasal Berlapis
    9 Menelisik Geliat Prostitusi Online Kota Duri, Antara Sindikat Prostitusi dan Penipuan
    10 Kasmarni Terima Gratifikasi Rp 23,6 Miliar di Kasus Dugaan Korupsi Bupati Bengkalis Non Aktif
     
    Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman | SOP Perlindungan Wartawan | Kode Perilaku Perusahan Pers | Visi-Misi | Tentang Kami | Info Iklan
    © 2015-2022 PT. RIAUKONTRAS PERS, All Rights Reserved